Senin, 31 Oktober 2011

Programer Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat

Programer Batra, Posyandu, Desa Siaga, Upaya Kesehatan Kerja, Poskestren

Moh Shodikin

Progrmer Jamkesda, Ferivikator BOK

Sholikin Budiyono

Progrmamer UKS
Indanna Lutfiani, SST

Verifikator Jamkesmas/ Jampersal



Nurkhayati, SKM,M.Kes

Programer Jamkesmas, BOK, Jamkesda


Septie Tri Adiesty,SE

Programer Jamkesda, Jaminan Kesehatan


Zulaikhah,S.Kom





Sabtu, 29 Oktober 2011

POS KESEHATAN DESA DUSUN SEKLINTHING , DESA WEDUNG, KEC WEDUNG, KAB DEMAK


Poskesdes Dusun Seklenthing, Desa  Wedung, Kec Wedung, Kab Demak

TEMA HKN KE 47 TAHUN 2011

Tema Hari Kesehatan Nasional ke 47 Tahun 2011

Oleh : H. SUKARDJO, SKM,M.Kes
Ketua HKN ke 47, Tahun 2011 Kabupaten Demak
Cinta sehat, Perilaku pasti bersih dan
sehat.
Cinta sehat, Lingkungan pasti bersih
dan sehat
Cinta sehat, Manfaatkan fasilitas
kesehatan untuk tetap sehat.
Gerakan Indonesia untuk hidup bersih
dan sehat.
Gerakan Indonesia untuk lingkungan
bersih dan sehat.
Gerakan Indonesia untuk pemerataan
pelayanan kesehatan
Gerakan Indonesia untuk mencapai
Indonesia Sehat

Sehat adalah salah satu hak dasar manusia,juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang bersama faktor pendidikan dan ekonomi menjadi ukuran untuk menentukan Indeks (pengembangan) SDM. Oleh karena itu, tepat sekali pernyataan yang mengemukakan bahwa : ”Sehat memang bukan segalanya, tetapi apabila tidak sehat, maka segalanya tidak ada artinya ”. Di pihak lain, sehat juga perlu diupayakan, dan diperjuangkan. Hal ini karena banyak sekali persyaratan yang harus
dipenuhi untuk mencapai keadaan sehat. Sehat, memang banyak ditentukan oleh perilaku manusia itu sendiri. Namun sehat, juga banyak dipengaruhi oleh masalah kemiskinan, kebodohan, pencemaran lingkungan, dan lain-lain bahkan juga keamanan.
Oleh karena itu, sehat, selain merupakan hak, juga merupakan kewajiban, baik sebagai individu,
masyarakat, termasuk swasta/dunia usaha maupun pemerintah.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya masyarakat. Lebih lanjut pada pasal 11 disebutkan bahwa “Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan setinggi-tingginya.

“Sehat memang bukan segalanya, tetapi apabila tidak sehat, maka semuanya tidak ada artinya”

Pembangunan Kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat dunia untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Lima (5) dari delapan (8) agenda MDGs berkaitan langsung dengan kesehatan, yaitu: Memberantas kemiskinan dan kelaparan, Menurunkan angka kematian anak, Meningkatkan kesehatan ibu, Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya, serta Melestarikan lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan sekaligus mencapai tujuan MDGs harus dilakukan intervensi terhadap faktor penentu terbesar, yaitu perilaku dan lingkungan tanpa mengabaikan faktor keturunan dan pelayanan kesehatan.

Rabu, 26 Oktober 2011

STRUKTUR ORGANISASI BIDANG PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN KABUPATEN DEMAK


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
Dr. H. Singgih Setyono,MMR


Kabid Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


H. Sukardjo, SKM, M.Kes


Kasie Pemberdayaan Masyarakat dan Peran Serta Masyarakat

Agus Priyanto, SKM, M.Kes ( Epid )


Kasie Penyebar Luasan Informasi Penyakit

HM. Supeno, SKM 

Kasie Usaha Kesehatan Sekolah  dan Jaminan Kesehatan

H. Watjito, SKM

Senin, 24 Oktober 2011

CEGAH GIZI BURUK

CEGAH GIZI BURUK MANFAATKAN POSYANDU
Media Promosi Kesehatan Baliho yang di pasang di Puskesmas Sayung I,Puskesmas Mranggen I dan Puskesmas Karanganyar I Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

Minggu, 23 Oktober 2011

Sabtu, 22 Oktober 2011

Verivikasi Klaim Jampersal Fasiltas Kesehatan Swasta

Verivikator Jampersal sedang melakukan verivikasi dokumen Jampersal

Pertemuan Pengelola Keuangan Jamkesmas / jampersal

Penguatan Teknis Bendahara Jamkesmas/Jampersal Puskesmas se Kab Demak

Program Pemberdayaan Kader dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk


Kader Kesehatan Desa Timbulsloko Sayung menyanyi " Aku Anak sehat " pada acara refresing kader di Aula Dinas Kesehatan Kab Demak

TEMA HKN K2 47 TAHUN 2011

Tema HKN tahun 2011

Kunjungan Kadinkes Prov Jawa Tengah dr Mardiyatmo,Sp.Rad pada Desa Siaga di Ds Kedungwaru Lor Kec Karanganyar Kab demak

Penghargaan di Rakerkesda Propinsi Jawa Tengah di Surakarta

Kadinkes Kab Demak mendapatkan penghargaan

Jumat, 21 Oktober 2011

PERILAKU SEDERHANA BERDAMPAK LUAR BIASA



Desain Grafis Sukardjo, SKM,M.Kes
Bidang Promkes dan PM Dinkes Kab Demak

Jangan Ada Lagi Kematian akibat ibu melahirkan Manfaatkan tenaga dan fasilitas Kesehatan

Desain Grafis : Sukardjo,SKM,M.Kes
Bidang Promkes dan PM Dinkes Kab Demak

IMUNISASI DATANG LAGI



  1. Oleh : Sukardjo,SKM,M.Kes

Kemitraan dan Peran Serta

Oleh : Sukardjo,SKM,M.Kes
 
 
Apakah Kemitraan Itu ?
  • Kemitraan adalah hubungan (kerjsama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).
  • Unsur kemitraan adalah :
    1. adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih
    2. adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
    3. adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara pihak-pihak tersebut
    4. adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
  • Kemitraan di bidang kesehatan adalah kemitraan yang dikembangkan dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Dasar Pemikiran/Latar Belakang
  • Kesehatan adalah hak azasi manusia, merupakan investasi, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi semua pihak.
  • Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan masalah lain, seperti masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik, keamanan, ketenagakerjaan, pemerintahan, dll.
  • Karenanya masalah kesehatan tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut, khususnya kalangan swasta.
  • Dengan peduli pada masalah kesehatan tersebut, berbagai pihak khususnya pihak swasta diharapkan juga memperoleh manfaat, karena kesehatan meningkatan kualitas SDM dan meningkatkan produktivitas.
  • Pentingnya kemitraan (partnership) ini mulai digencarkan oleh WHO pada konfrensi internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun 1997.
  • Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan upaya kerjsama yang saling memberikan manfaat. Hubungan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien apabila juga didasari dengan kesetaraan.

Tujuan Kemitraan dan Hasil yang Diharapkan



Tujuan umum :

  • Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan dan upaya pembangunan pada umumnya.

Tujuan khusus :
  1. Meningkatkan saling pengertian;
  2. Meningkatkan saling percaya;
  3. Meningkatkan saling memerlukan;
  4. Meningkatkan rasa kedekatan;
  5. Membuka peluang untuk saling membantu;
  6. Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan;
  7. Meningkatkan rasa saling menghargai;
Hasil yang diharapkan :
  • Adanya percepatan, efektivitas dan efisiensi berbagai upaya termasuk kesehatan.
Perilaku Kemitraan :



Adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur pemerintah, Lembaga Perwakilan Rakyat, perguruan tinggi, media massa, penyandang dana, dan lain-lain, khususnya swasta.


Prinsip, Landasan dan Langkah Dalam Pengembangan Kemitraan


  • 3 prinsip, yaitu : kesetaraan, dalam arti tidak ada atas bawah (hubungan vertikal), tetapi sama tingkatnya (horizontal); keterbukaan dan saling menguntungkan.
  • 7 saling, yaitu : saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi (kaitan dengan struktur); saling memahami kemampuan masing-masing (kapasitas unit/organisasi); saling menghubungi secara proaktif (linkage); saling mendekati, bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan (empati, proximity); saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk dibantu dan membantu (opennes); saling mendorong/mendukung kegiatan (synergy); dan saling menghargai kenyataan masing-masing (reward).
  • 6 langkah : penjajagan/persiapan, penyamaan persepsi, pengaturan peran, komunikasi intensif, melakukan kegiatan, dan melakukan pemantauan & penilaian.
Peran Dinas Kesehatan dalam Pengembangan Kemitraan di Bidang Kesehatan




Beberapa alternatif peran yang dapat dilakukan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat adalah :
  • Initiator : memprakarsai kemitraan dalam rangka sosialisasi dan operasionalisasi Indonesia Sehat.
  • Motor/dinamisator : sebagai penggerak kemitraan, melalui pertemuan, kegiatan bersama, dll.
  • Fasilitator : memfasiltasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan dapat berjalan lancar.
  • Anggota aktif : berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif.
  • Peserta kreatif : sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif.
  • Pemasok input teknis : memberi masukan teknis (program kesehatan).
  • Dukungan sumber daya : memberi dukungan sumber daya sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada.

Indikator Keberhasilan



  • Indikator input :
    Jumlah mitra yang menjadi anggota.
  • Indikator proses :
    Kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah pertemuan yang diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang dilakukan, keberlangsungan kemitraan yang dijalankan.
  • Indikator output :
    Jumlah produk yang dihasilkan, percepatan upaya yang dilakukan, efektivitas dan efisiensi upaya yang diselenggarakan.

Desain Media Promosi Kesehatan (Berpikir Kreatif)

Melalui beberapa diskusi ringan dengan kolega membahas perihal peran promosi kesehatan sebagai media menjembatani komunikasi tentang berbagai permasalahan kesehatan di masyarakat. paya mengkomunikasikan berbagai program pemerintah dalam lingkup departemen kesehatan terasa belum menyentuh ke target audiens level bawah.

Tentu saja terdapat jurang pemisah dan tembok menjulang untk menembus sekat-sekat tersebut. Berbagai upaya dan strategi media promosi telah dilakukan, memanfaatkan media cetak, elektronik, bahkan pelibatan tenaga-tenaga penyuluh ditingkat kelurahan/desa, namun belum memberikan dampak yang signifikan.

Apa yang menjadikan jarak yang seharusnya dekat namn terasa jauh untuk dijangkau ?

Mencoba memahami dan melibatkan diri untuk menggugah kesadaran masyarakat secara komunikasi psikologi sosial, dapat menjadi kunci untuk dapat diterima dalam kerangka berpikir masyarakat.
Intinya adalah bagaimana merubah pola berpikir kita selama ini yang memandang setiap permasalahan sebagai obyek, jika kita menggunakan pola berpikir memandang setiap permasalahan sebagai subyek dan kita sebagai obyek, tentunya kita dapat memahami dan merasakan konsep berpikir masyarakat erhadap sesuatu.

In-deep merupakan sebuah pola bagaimana kita mampu menggali segala informasi yang tersembunyi dan meletakkannya kedalam konfigurasi berpikir yang sangat sederhana.

Melihat dengan mata dari seorang anak kecil untuk mencoba memahami sesuatu yang merupakan misteri yangharus dipecahkannya untuk mengenali sesuatu.

Terkadang peran seorang tenaga penyuluh kesehatan yang pontang-panting digaris terdepan sosialisasi setiap program pemerintah mengalai kesulitan untuk melakkan tugasnya. Kesan atau bahasa yang ditangkap adalah upaya mendiktekan sesuatu hal tentang yang benar dan salah dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kesehatan kepada masyarakat, sementara mereka telah terbiasa dengan pola lingkungannya sebelum seorang petugas penyuluh kesehatan datang.

Pertanyaan seorang kolega tentang upaya apa yang harus dilakkan untuk dapat merubah pola dan kebiasaan masyarakat kelas bawah. Apa dan bagaimana cara untuk dapat menjangkau alam pikir mereka sehingga dengan mudah kita dapat menanamkan virus Pola hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut?

Dalam kerangka berpikir keilmuan desain, kreatifitas adalah kunci segalanya dalam menuangkan ide dan gagasan kepada sebuah konsep. Desain sendiri adalah sebuah proses dalam pemaknaannya, sehingga ketika kita hendak memecahkan sebuah permasalahan, tentunya kita akan berupaya menggugah kreatifitas kita guna memecahkan setiap permasalahan.

Desain senantiasa dimulai dari kebutuhan yang menuntun manusia untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, guna meningkatkan standar dan berbagai pemenuhan kebutuhan manusia. Kita diperhadapkan kepada upaya menumbuhkan daya kreatif untuk menghasilLalu bagaimanakah berpikir desain itu?

Berpikir desain merupakan sebuah siklus berpikir yang terus berotasi dan berangkat dari sebuah permasalahan ataupun kebutuhan manusia, lalu berproses untuk memecahkan permasalahan namun akan memunculkan permasalahan ata kebutuhan baru yang akan terus terungkap seiring rotasinya dan berotasi kembali sesuai jawaban-jawaban yang akan dicari.

Kembali kepada tujuan promosi kesehatan, menurut Green (1990) merujuk pada tujuan promosi kesehatan, yakni; Tujuan Program; Tujuan Pendidikan; Tujuan Perilaku.

Mereview pada Tujuan Dasar Promosi Kesehatan, yakni; Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat; Peningkatan Perilaku Masyarakat; Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat.

Tentunya bukanlah perkara mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika upaya menghentikan kebiasaan merokok disosialisasikan, tentunya membutuhkan pemahaman mendalam untuk menggugah kesadaran kepada setiap individu bahwasanya kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Membuatkan aturan perundang-undangan tentang merokok menjadi satu pilihan, namun tidak menjadi bijak jika disertai dengan ancaman sanksi tertentu.

Lantas bagaimana solusi pemecahan asalah ketika segala program sosialisasi diberbagai media dirasakan tidak ampuh menjawab permasalahan yang ada ?

Tentunya kita harus mendalami konteksnya bukan pada teksnya, bahwasanya kebiasaan merokok tentunya telah melalui sejarah perjalanan panjang sehingga seolah-olah menjadi keyakinan dan unsur psikologis lainnya sebagai pembentuk karakter kegiatan merokok tersebut.

Seorang anak kecil secara iseng saya tanyakan tentang bagaimana caranya membuat ayahnya menghentikan kebiasaan merokoknya. Dengan lugas dan enteng ia menjawab ;

Kalo papa masih merokok, Billah gak mau berteman ama papa !

Jawaban Billah merupakan sebuah solusi dari aspek psikologi yang terkomunikasikan atau terdelegasikan dengan baik memanfaatkan faktor psikologi kognitif dan afektif seorang Billah terhadap ayahnya.

Komunikasi yang terjalin menjadi dasar berpijak pikiran sang ayah terhadap sugesti yang diberikan oleh sang anak, sang ayah tersadar akan harapan-harapan sang anak terhadap sang ayah. Seorang Billah sekali berbisik kepada sang ayah dengan sebuah pertanyaan ringan sebagai bagian dari serang psikologi tersebut ;akan sebuah invensi-inovasi-modifikasi sebagai sebuah pemecahan masalah.
Lalu bagaimana pulakah dengan proses pendalaman (In-Deep) setelah kita melakukan pengamatan ?

ada beberapa cara yang biasa dilakukan oleh para desainer, yakni : melakukan serangkaian pertanyaan-pertanyaan sesama obyek (ingat; kita memposisikan diri sebagai subyek-bukan obyek), lalu berupayalah menemukan jawaban-jawaban jujur dari posisi ini; Tetaplah dekat dengan tindakan, seraya terus menambah koleksi informasi (source); Tanamkan didiri kita bahwasanya tidak pernah ada pertanyaan yang bodoh, kita perlu pula menyadari dunia disekitar kita, siap melihat trend, realita, dan bertindak. Jangalah pernah selalu menunggu datangnya laporan atau bergantung pada bacaan di surat kabar, dan sebagainya; Temukan kejujuran, kelugasan, spontanitas dan keluguan dari mata seorang anak, kita tidak akan menemukan hal-hal klise dari sini; Terkadang kitapun merangkl seorang gila dan maniak untuk menemukan jawaban-jawaban tidak terduga dan irasional, tendensius, skeptis, dan hal lainnya.

Seorang bijak pernah berkata kepada saya dalam sebuah pertemuan tak terduga pada sebuah perjalanan diatas gerbong kelas Bisnis kereta Parahyangan menuju ke Bandung kala itu;

Dengarkanlah anak kecil di dalam diri anda.
Tetapi perhatikanlah bagaimana dunia bekerja dan anda akan menjadi sangat sadar : Siapa yang memperlakukan anda sebagai manusia-Siapa yang memperhatikan dan memikirkan tentang apa yang dapat dilakukan dengan baik.
Menarik kesimpulan dari serangkaian diskusi ringan kami. Inti dari bagaimana mendesain media sebuah promosi kesehatan adalah menemukan konsep-gagasan-ide serta metode-metode penyampaian pesan, selayaknya dimulai dari menemukan kebutuhan-kebutuhan mendasar yang sangat efektif digunakan untuk menggugah target audien yang hendak disasar, mengingat keragaman latar belakang sosial-budaya masyarakat Indonesia.